CONTOH JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG

Hello Sobat Pintar! Kali ini, kita akan membahas tentang contoh jurnal penyesuaian perusahaan dagang. Sebelum itu, mari kita pahami terlebih dahulu apa itu jurnal penyesuaian.Jurnal penyesuaian adalah sebuah daftar pencatatan transaksi yang dilakukan pada akhir periode akuntansi. Tujuannya adalah untuk memperbaiki kesalahan pencatatan serta menyesuaikan neraca dan laporan laba rugi dengan kondisi aktual perusahaan.Sebagai perusahaan dagang, terdapat beberapa contoh jurnal penyesuaian yang harus dibuat. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Jurnal Penyesuaian Persediaan Barang Dagang

Perusahaan dagang harus membuat jurnal penyesuaian persediaan barang dagang pada akhir periode akuntansi. Tujuannya adalah untuk menyesuaikan nilai persediaan yang masih ada dengan kondisi aktual perusahaan.Contohnya, jika pada akhir periode akuntansi terdapat persediaan barang dagang senilai Rp 50.000, namun setelah dilakukan inventarisasi, ternyata hanya senilai Rp 45.000, maka perusahaan harus membuat jurnal penyesuaian dengan debet persediaan barang dagang senilai Rp 5.000 dan kredit biaya persediaan senilai Rp 5.000.

2. Jurnal Penyesuaian Piutang Usaha

Perusahaan dagang juga harus membuat jurnal penyesuaian piutang usaha pada akhir periode akuntansi. Tujuannya adalah untuk menyesuaikan nilai piutang yang masih belum tertagih dengan kondisi aktual perusahaan.Contohnya, jika pada akhir periode akuntansi terdapat piutang usaha senilai Rp 100.000, namun ternyata sebagian piutang tersebut sudah tidak dapat tertagih senilai Rp 20.000, maka perusahaan harus membuat jurnal penyesuaian dengan debet biaya piutang senilai Rp 20.000 dan kredit piutang usaha senilai Rp 20.000.

3. Jurnal Penyesuaian Hutang Usaha

Perusahaan dagang juga harus membuat jurnal penyesuaian hutang usaha pada akhir periode akuntansi. Tujuannya adalah untuk menyesuaikan nilai hutang yang masih belum dibayar dengan kondisi aktual perusahaan.Contohnya, jika pada akhir periode akuntansi terdapat hutang usaha senilai Rp 75.000, namun ternyata sebagian hutang tersebut sudah dibayar senilai Rp 10.000, maka perusahaan harus membuat jurnal penyesuaian dengan debet hutang usaha senilai Rp 10.000 dan kredit biaya hutang senilai Rp 10.000.

4. Jurnal Penyesuaian Pendapatan

Perusahaan dagang juga harus membuat jurnal penyesuaian pendapatan pada akhir periode akuntansi. Tujuannya adalah untuk menyesuaikan nilai pendapatan yang sudah diterima namun masih belum diproses dengan kondisi aktual perusahaan.Contohnya, jika pada akhir periode akuntansi terdapat pendapatan senilai Rp 200.000 yang sudah diterima tetapi masih belum diproses, maka perusahaan harus membuat jurnal penyesuaian dengan debet pendapatan senilai Rp 200.000 dan kredit pendapatan yang masih dalam proses senilai Rp 200.000.

5. Jurnal Penyesuaian Beban

Perusahaan dagang juga harus membuat jurnal penyesuaian beban pada akhir periode akuntansi. Tujuannya adalah untuk menyesuaikan nilai beban yang sudah dikeluarkan namun masih belum diproses dengan kondisi aktual perusahaan.Contohnya, jika pada akhir periode akuntansi terdapat beban administrasi senilai Rp 50.000 yang sudah dikeluarkan tetapi masih belum diproses, maka perusahaan harus membuat jurnal penyesuaian dengan debet beban administrasi senilai Rp 50.000 dan kredit beban administrasi yang masih dalam proses senilai Rp 50.000.

Kesimpulan

Demikianlah contoh jurnal penyesuaian perusahaan dagang yang harus dipahami. Jurnal penyesuaian sangat penting dalam akuntansi perusahaan dagang karena dapat memperbaiki kesalahan pencatatan serta menyesuaikan neraca dan laporan laba rugi dengan kondisi aktual perusahaan.Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya. Terima kasih telah membaca artikel ini, Sobat Pintar!

Leave a Comment